Rabu, 26 Februari 2014

Sinopsis Anime : Akachan To Boku Episode 1

Cerita diawali dengan Takuya yang berdiri di dekat sebuah pohon besar. Ia menarik napas lalu menghembuskannya. Tiba-tiba sesosok bayangan Mama Takuya muncul sambil menggendong seorang bayi. Takuya pun berjalan menghampirinya.
"Kamu seorang kakak sekarang..." kata Mama Takuya. Takuya akan menyentuh sang bayi namun angin berhembus sangat kencang dan bayangan Mama Takuya pun menghilang.
Takuya terbangun dari lamunannya karena tangisan Minoru yang sangat kencang. Takuya sedang mengerjakan tugas sekolahnya, sedangkan Minoru terus menangis karena bonekanya rusak. Takuya pun merangkak menghampiri Minoru sambil menahan kesal.

"Hei, hei! Ada apa Minoru-chan?"
Takuya melihat ke arah boneka Minoru yang rusak. "Oh ini kan boneka kesayanganmu Usako-chan... Telinganya sobek."
Takuya mencoba berpikir. Ia pun berkata pada Minoru bahwa Minoru bermain dengan bonekanya dan merusaknya juga. Hal itu membuat Minoru menangis semakin kencang. Takuya pun kesal karena tangisan Minoru. Sedangkan Minoru malah membanting-banting bonekanya.
"Baik! Teruslah menangis!" bentak Takuya.
Tanpa diduga, telinga boneka Minoru terlepas. Minoru tertegun sambil memandangi satu telinga bonekanya yang lepas. Setelah tersadar, Minoru semakin kencang menangis dan membuat Takuya hanya menghela napas.
Takuya melihat tugas sekolahnya yang belum selesai. Pikirannya kembali pada 2 bulan lalu. Saat itu Mama Takuya sedang mendorong kereta bayi. Tanpa diduga sebuah truk melaju ke arah Mama Takuya. Dengan sigap, Mama Takuya mendorong kereta bayinya dengan kuat dan melepaskannya. Papa Takuya berjalan ke arah Takuya dan memberitahukan Takuya bahwa Mamanya meninggal dunia.
Di sekolah, Pak Guru menanyakan apakah ada yang sudah menyelesaikan tugas yang ia berikan sebelum kelas berakhir. Setelah anak-anak memberikan salam, kelas pun berakhir. Takuya akan keluar dari kelas ketika Pak Guru memanggilnya. Pak Guru berjalan menghampiri Takuya dan bertanya tentang tugas yang ia berikan. Ia meminta maaf karena topik yang ia berikan sedikit membebani Takuya.
Di lorong sekolah, Takuya melihat ke lapangan. Teman-temannya sedang asyik bermain bola. Ia memikirkan kata-kata Pak Guru. Tiba-tiba Gon-chan memanggil Takuya dan mengajak Takuya untuk bermain bola bersama. Takuya menolak walaupun ia ingin bermain bersama mereka. Ia harus menjemput Minoru di TK.
Takuya sampai di TK. Minoru sangat senang melihat Takuya. Namun, Takuya malah berpikir ingin menendangnya.
"Ngomong-ngomong, Takuya-kun, setiap anak harus memiliki handuk sendiri," kata Bu Guru Mayumi. Takuya pun hanya mengatakan "ya" dengan ekspresi lelah.
Takuya berjalan pulang sambil menggendong Minoru yang sedang tertidur. Ia menggerutu dan mengatakan mengapa mereka tidak menggunakan handuk biasa dan memberi nama pada setiap handuk lalu menyimpannya di loker penyimpanan.
Di rumah, Takuya memeluk Minoru. Ia merasakan bahwa anak-anak sungguh hangat. "Tapi, aku kan juga masih anak-anak," kata Takuya dalam hati sambil melihat Minoru yang sedang tertidur dalam gendongannya.

Takuya masih belum masuk ke dalam rumah. Ia mendengar suara musik yang ternyata berasal dari earphone Tuan Kimura. Tuan Kimura menyapa Takuya. Suara keras Tuan Kimura membangunkan Minoru yang sedang tertidur. Minoru terisak. Tiba-tiba Nyonya Kimura menyambut kedatangam Tuan Kimura dan menanyakan kabar Takuya dan Minoru.
"Yeah, sayang, aku pulang," kata Tuan Kimura dengan semangat.
Beberapa saat kemudian, Papa Takuya pulang sambil membawa belajaan untuk makan malam mereka. Papa Takuya berkata bahwa ia yang akan memasak makan malam.
"Tapi, kau kan sudah lelah," kata Takuya. "Aku akan mengambil sesuatu."
Papa Takuya menolak. "Kita kan jarang menghabiskan waktu bersama! Dengan masakanku, aku akan makan bersamamu dan Minoru!" kata Papa Takuya dengan menggebu-gebu. Takuya pun hanya tersenyum.
Ketika makan, Takuya mulai menggerutu. Ia mengatakan bahwa Minoru itu curang. Ia berkata bahwa mereka yang bekerja keras dan Minoru hanya bisa menangis dan berteriak sepanjang waktu. Takuya pun mengatakan bahwa Papanya masih berusia 33 tahun tapi terlihat kolot. Papa Takuya pun kaget mendengar kata-kata Takuya. Takuya membandingkan Papanya dengan Tuan Kimura yang usianya sudah 50 tahun tapi masih lincah menari sepanjang jalan pulang kerjanya. Papa Takuya pun membela diri bahwa ia dan Tuan Kimura berbeda. Dan tiba-tiba Minoru menangis. Takuya berlari ke kamar dan memeriksa Minoru. Ternyata Minoru mengompol.
Minoro berlari-lari tanpa mengenakan apapun. Semua pakaian Minoru sedang dicuci oleh Takuya.
Takuya membuka kamarnya. Ia berpikir bahwa ia kehilangan dunianya. Ia pun merasa bahwa kamarnya terlihat seperti tempat yang aneh sekarang. Ia melempar tasnya ke kasurnya dan menutup kamarnya. Ia tidur di kamar bawah bersama Minoru. Ia bertanya-tanya sampai kapan semua ini akan berlangsung. Takuya mulai mengantuk. Ia pun tertidur.
Di perjalanan pulang sekolah, Takuya bercerita bahwa ia mengerjakan tugasnya di ruang makan pada Gon-chan. Ia pun menjelaskan bahwa ia tidak ingin membangunkan Minoru jadi ia tidak bisa lagi mengerjakan tugas sekolah di kamarnya.
"Itu tidak masuk akal," kata Gon-chan. "Katakan pada Papamu untuk menyewa pengasuh saja." Langkah Takuya terhenti. Ia memikirkan kata-kata Gon-chan. Ia tak ingin ada orang asing di rumah mereka. Takuya mendengar suara anak kecil. Ia melihat ke arah anak itu. Ia penasaran berapa umur anak itu. Ia berpikir mungkin anak itu seumuran dengan Minoru tapi dia sudah lancar berbicara.
"Bagaimana dengan adikmu?" tanya Gon-chan.
"Tidak pernah," jawab Takuya.
"Apa?!" tanya Gon-chan tak percaya. "Biasanya, anak seumurannya sudah bisa bicara!"
"Iya"
Gon pun berusaha menghibur Takuya. "Jangan khawatir, anak laki-laki biasanya pemalu."
Di rumah, Minoru sedang bermain. Sedangkan Takuya sedang mengerjakan tugasnya. Beberapa saat, suasana rumah hening. Takuya menengok ke arah Minoru.
"Apa?! I-itu!"

Minoru ingin bermain bersama Takuya. Ia memberikan tak-tik tatapan memelasnya pada Takuya. Takuya berusaha untuk mengacuhkannya. Minoru mendorong kereta mainannya ke arah Takuya dan ia pun terjatuh. Minoru menangis dan Takuya berusaha untuk menenangkan Minoru.
Takuya sedang menjahit gantungan untuk handuk Minoru. Ia melamun dan membayangkan ia bermain bersama teman-temannya. Jarinya tertusuk jarum. "Sakit...." Ia baru ingat bahwa ia kehabisan susu. Ia harus pergi membeli susu lalu melakukan pekerjaan rumah tangga yang lainnya. Ia sedikit khawatir meninggalkan Minoru sendirian di rumah.
Takuya pergi ke sebuah mini market. Ia menggerutu, mengapa ia yang harus melakukan semuanya. "Benar juga. Aku melakukan semua ini karena Papa sibuk kerja. Itu saja," gerutu Takuya.
Di perjalanan pulang, Takuya mendengar tangisan Minoru. Minoru terbangun. Ia pun bergegas pulang. Nyonya Kimura memanggil Takuya dan meminta Takuya untuk meredakan tangisan Minoru. Ia pun menyalahkan Takuya yang tidak menjaganya dengan baik.
Takuya masuk ke dalam rumah dan melihat ke arah Minoru yang menangis. Ia pun bertanya pada Minoru mengapa ia menangis dan berharap Minoru akan menjawabnya. Namun, Minoru hanya menangis.
"Katakan sesuatu! Jangan hanya bisa menangis! Katakan sesuatu!" kata Takuya dengan nada tinggi. Tanpa sengaja Minoru memukul pipi Takuya.
Takuya memeluk Minoru. "Minoru, kumohon jangan menangis," kata Takuya. "Aku tidak tahu mengapa kamu menangis... Kumohon katakan sesuatu..."
Takuya teringat kata-kata Nyonya Kimura yang menyalahkannya. Matanya mulai basah. Ia sudah tidak tahan lagi. Ia pun menangis.

Minoru melihat ke arah Takuya. Ia pun berhenti menangis. Takuya sadar bahwa tidak akan menolong bila ia menangis juga.
Takuya memakaikan sepatu di kaki Minoru. Ia akan mengajak Minoru untuk menjemput Papanya di ujung jalan. Dalam perjalanan, Takuya berpikir untuk lari dari semua ini. Ia pun berjalan jauh di depan tanpa ia sadari. Ia berpikir untuk pergi meninggalkan Minoru dan menghilang. Ia pun sadar dan berlari kembali menyusul Minoru.
Ada seekor anjing yang menghalangi jalan Minoru. Minoru ketakutan dan ingin menangis. Takuya berlari dan dengan cepat menggendong Minoru. Takuya melihat ke arah anjing itu dan berusaha mengusirnya. Takuya berlari kembali ke rumah, namun si anjing mengejar Takuya dan Minoru hingga ke rumah mereka. "Kita aman sekarang," kata Takuya.
Minoru menggenggam baju Takuya dengan erat. "Kak..."

"Heh?"
Minoru memeluk Takuya. "Kakak!" kata Minoru.
"Minoru," kata Takuya tak percaya.
Takuya pun mulai sadar bahwa selama ini Minoru sangat kesepian. Angan-angan Takuya kembali ke masa lalu ketika Mama Takuya menunjukkan Minoru pada Takuya. Takuya pun menyentuh tangan Minoru. Mama Takuya mengatakan pada Takuya bahwa ia sekarang adalah seorang kakak dan meminta Takuya untuk merawat Minoru untuknya.
Takuya menangis. "Maafkan aku..."
"Kakak..."



Bersambung Sinopsis Akachan To Boku Episode 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar